PENDAHULUAN
Pengelolaan
Kelas merupakan salah satu hal yang sangat berperan penting dalam proses
belajar mengajar. Kelas yang sukses, terlihat dari pengelolaan guru yang apik mengaturnya.
Oleh karena
itu, dalam tulisan ini penulis akan memaparkan tulisan dengan Grand Tema
" Pengelolaan Pembelajaran di Taman Kanak-kanak", namun Point yang
dijelaskan sesuai kesepakatan kelompok hanya "Manajemen Kelas,
Pendekatan dan Kompetensi Guru Taman Kanak-kanak ", adapun mengenai
Desain, Pelaksanaan serta metode yang digunakan akan dijelaskan oleh teman satu
kelompok.
Namun, sebelum
masuk ke Point Inti yaitu Manajemen Kelas di Taman Kanak-kanak, Pendekatan
dan Kompetensi Guru Taman Kanak-kanak penulis akan memberikan gambaran umum
mengenai definisi, signifikansi, tujuan, prinsip-prinsip dan komponen-komponen
pengelolaan kelas.
PEMBAHASAN
A.
Definisi Pengelolaan Kelas
Pengelolaan kelas terdiri dari dua kata, yaitu
pengelolaan dan kelas. Pengelolaan itu sendiri akar katanya adalah “kelola”,
ditambah awalan “pe” dan akhiran “an”. Istilah lain dari pengelolaan adalah
“manajemen”. Manajemen adalah kata yang aslinya dari bahasa Inggris, yaitu management
yang berarti ketatalaksanaan, tata pimpinan, pengelolaan. [1]
Pengelolaan adalah proses yang memberikan
pengawasan pada semua hal yang terlibat dalam pelaksanaan kebijakan dan
pencapaian tujuan. Pengelolaan dalam pengertian umum adalah pengadministrasian
pengaturan atau penataan suatu kegiatan.
Adapun kelas adalah suatu kelompok orang yang
melakukan kegiatan belajar bersama yang mendapat pengajaran dari guru” atau
ruangan belajar dan atau rombongan belajar.[2]
Jadi, pengelolaan kelas merupakan usaha sadar
untuk mengatur kegiatan proses belajar mengajar secara sistematis yang mengarah
pada penyiapan sarana dan alat peraga, pengaturan ruang belajar, mewujudkan
situasi atau kondisi proses belajar mengajar berjalan dengan baik dan tujuan
kurikuler dapat tercapai.
B. Signifikansi Pengelolan Kelas
Sumber daya manusia yang berkualitas merupakan
hal yang penting bagi suatu negara untuk menjadi negara maju, kuat, makmur dan
sejahtera. Upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia tidak bisa terpisah
dengan masalah pendidikan bangsa. Menurut Mulyasa ”Setidaknya terdapat tiga
syarat utama yang harus diperhatikan dalam pembangunan pendidikan agar dapat
berkontribusi terhadap peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM) yakni:
(1) sarana gedung, (2) buku yang berkualitas, (3) guru dan tenaga kependidikan
yang yang professional.
Guru memiliki andil yang sangat besar terhadap
keberhasilan pembelajaran di sekolah. Guru sangat berperan dalam membantu
perkembangan peserta didik untuk mewujudkan tujuan hidupnya secara optimal. Di
dalam kelas guru malaksanakan dua kegiatan pokok yaitu kegiatan mengajar dan
kegiatan mengelola kelas.
Kegiatan mengajar pada hakikatnya adalah proses
mengatur, mengorganisasi lingkungan yang ada di sekitar siswa. Semua komponen
pengajaran yang meliputi tujuan, bahan pelajaran, kegiatan belajar-mengajar,
metode, alat dan sumber, serta evaluasi diperankan secara optimal guna mencapai
tujuan pengajaran yang telah ditetapkan sebelum pengajaran dilaksanakan.
Pengelolaan kelas tidak hanya berupa pengaturan
kelas, fasilitas fisik dan rutinitas. Kegiatan pengelolaan kelas dimaksudkan
untuk menciptakan dan mempertahankan suasana dan kondisi kelas. Sehingga proses
belajar mengajar dapat berlangsung secara efektif dan efisien. Misalnya memberi
penguatan, mengembangkan hubungan guru dengan siswa dan membuat aturan kelompok
yang produktif.
Di kelaslah segala aspek pendidikan pengajaran
bertemu dan berproses. Guru dengan segala kemampuannya, siswa dengan segala
latar belakang dan sifat-sifat individualnya. Kurikulum dengan segala
komponennya, dan materi serta sumber pelajaran dengan segala pokok bahasanya
bertemu dan berpadu dan berinteraksi di kelas. Bahkan hasil dari pendidikan dan
pengajaran sangat ditentukan oleh apa yang terjadi di kelas. Oleh sebab itu
sudah selayaknyalah kelas dikelola dengan baik, professional, dan harus
terus-menerus.
Pengelolaan kelas diperlukan karena dari hari
ke hari bahkan dari waktu ke waktu tingkah laku dan perbuatan siswa selalu
berubah. Hari ini siswa dapat belajar dengan baik dan tenang, tetapi besok
belum tentu. Kemarin terjadi persaingan yang sehat dalam kelompok, sebaliknya
dimasa mendatang boleh jadi persaingan itu kurang sehat. Kelas selalu dinamis
dalam bentuk perilaku, perbuatan, sikap, mental, dan emosional siswa.[3]
Ada beberapa hal yang menjadi tujuan
pengelolaan kelas, yaitu sebagai berikut :
1. Mewujudkan situasi dan kondisi kelas, baik sebagai
lingkungan belajar maupun sebagai kelompok belajar yang memungkinkan siswa
untuk mengembangkan kemampuan semaksimal mungkin.
2. Menghilangkan berbagai hambatan yang dapat
menghalangi terwujudnya interaksi belajar mengajar.
3. Menyediakan dan mengatur fasilitas serta
perabot belajar yang mendukung dan memungkinkan siswa belajar sesuai dengan
lingkungan sosial, emosional, dan intelektual siswa dalam kelas.
4. Membina dan membimbing sesuai dengan latar
belakang sosial, ekonomi, budaya serta sifat-sifat individunya.[4]
Secara umum faktor yang mempengaruhi
pengelolaan kelas dibagi menjadi dua golongan yaitu, faktor intern dan faktor
ekstern siswa.
Faktor intern siswa
berhubungan dengan masalah emosi, pikiran, dan perilaku.
Kepribadian siswa dengan ciri-ciri khasnya masing-masing menyebabkan siswa
berbeda dari siswa lainnya sacara individual. Perbedaan secara individual ini
dilihat dari segi aspek yaitu perbedaan biologis, intelektual, dan
psikologis.
Faktor ekstern siswa terkait
dengan masalah suasana lingkungan belajar, penempatan siswa, pengelompokan
siswa, jumlah siswa, dan sebagainya. Masalah jumlah siswa di kelas akan
mewarnai dinamika kelas. Semakin banyak jumlah siswa di kelas, misalnya dua
puluh orang ke atas akan cenderung lebih mudah terjadi konflik. Sebaliknya
semakin sedikit jumlah siswa di kelas cenderung lebih kecil terjadi konflik.[5]
Djamarah menyebutkan “Dalam rangka memperkecil
masalah gangguan dalam pengelolaan kelas dapat dipergunakan.” Prinsip-prinsip
pengelolaan kelas sebagai berikut :
a. Hangat dan Antusias
Hangat dan Antusias diperlukan dalam proses
belajar mengajar. Guru yang hangat dan akrab pada anak didik selalu menunjukkan
antusias pada tugasnya atau pada aktifitasnya akan berhasil dalam
mengimplementasikan pengelolaan kelas.
b. Tantangan
b. Tantangan
Penggunaan kata-kata, tindakan, cara kerja,
atau bahan-bahan yang menantang akan meningkatkan gairah siswa untuk belajar sehingga
mengurangi kemungkinan munculnya tingkah laku yang menyimpang.
c. Bervariasi
Penggunaan alat atau media, gaya mengajar guru,
pola interaksi antara guru dan anak didik akan mengurangi munculnya gangguan,
meningkatkan perhatian siswa. Kevariasian ini merupakan kunci untuk tercapainya
pengelolaan kelas yang efektif dan menghindari kejenuhan.
d. Keluwesan
Keluwesan tingkah laku guru untuk mengubah
strategi mengajarnya dapat mencegah kemungkinan munculnya gangguan siswa serta
menciptakan iklim belajar mengajar yang efektif. Keluwesan pengajaran dapat
mencegah munculnya gangguan seperti keributan siswa, tidak ada perhatian, tidak
mengerjakan tugas dan sebagainya.
e. Penekanan pada hal-hal yang Positif
Pada dasarnya dalam mengajar dan mendidik, guru
harus menekankan pada hal-hal yang positif dan menghindari pemusatan perhatian
pada hal-hal yang negative. Penekanan pada hal-hal yang positif yaitu penekanan
yang dilakukan guru terhadap tingkah laku siswa yang positif daripada mengomeli
tingkah laku yang negatif. Penekanan tersebut dapat dilakukan dengan pemberian
penguatan yang positif dan kesadaran guru untuk menghindari kesalahan yang
dapat mengganggu jalannya proses belajar mengajar
f. Penanaman Disiplin Diri
Tujuan akhir dari pengelolaan kelas adalah anak
didik dapat mengembangkan dislipin diri sendiri dan guru sendiri hendaknya
menjadi teladan mengendalikan diri dan pelaksanaan tanggung jawab. Jadi, guru
harus disiplin dalam segala hal bila ingin anak didiknya ikut berdisiplin dalam
segala hal.[6]
Komponen-komponen keterampilan pengelolaan
kelas ini pada umumnya dibagi menjadi dua bagian, yaitu keterampilan yang
berhubungan dengan penciptaan dan pemeliharaan kondisi belajar yang
optimal (bersifat preventif) dan ketrampilan yang berhubungan dengan
pengembangan kondisi belajar yang optimal.
Keterampilan yang berhubungan dengan penciptaan
dan pemeliharaan kondisi belajar yang optimal terdiri dari keterampilan sikap
tanggap, membagi perhatian, pemusatan perhatian kelompok. Ketrampilan suka
tanggap ini dapat dilakukan dengan cara memandang secara seksama, gerakan
mendekat, memberi pertanyaan, dan memberi reaksi terhadap gangguan dan
ketakacuhan. Yang termasuk ke dalam keterampilan memberi perhatian adalah
visual dan verbal. Tetapi memberi tanda, penghentian jawaban, pengarahan dan
petunjuk yang jelas, penghentian penguatan, kelancaran dan percepatan,
merupakan sub bagian dari keterampilan pemusatan perhatian kelompok.
Masalah modifikasi tingkah laku, pendekatan
pemecahan masalah kelompok, dan menemukan serta memecahkan tingkah laku yang
menimbulkan masalah, adalah tiga buah strategi yang termasuk ke dalam ruang
lingkup keterampilan yang berhubungan dengan pengembangan kondisi belajar yang
optimal.[7]
F. Pengelolaan Pembelajaran di Taman Kanak-kanak[8]
Ada tiga point
inti dalam pembelajaran di Taman kanak-kanak, yaitu Pengaturan Ruangan/Kelas,
Pengorganisasian anak didik, Pengaturan alat dan sumber belajar, penjelasannya
sebagai berikut :
1. Pengaturan
Ruangan/Kelas
Ruangan/kelas
diatur sedemikian rupa, sehingga kegiatan pembelajaran dapat terlaksana
seefisien mungkin. Dalam pengaturan ruangan/kelas ada beberapa hal yang harus
diperhatikan, yaitu:
a. Susunan meja-kursi
anak bersifat fleksibel dan dapat berubah-ubah.
b. Pada waktu mengikuti
kegiatan, anak tidak selalu duduk di kursi, tetapi dapat juga duduk di
tikar/karpet.
c. Penyediaan alat
bermain/sumber belajar harus disesuaikan dengan kegiatan yang akan
dilaksanakan.
Catatan Penting :
a. Dinding
dapat digunakan untuk menempelkan hasil pekerjaan anak. Pekerjaan
anak ditempel di dinding dan dilaksanakan secara bergantian sehingga tidak
membosankan dan tidak mengganggu perhatian anak.
b. Peletakan
dan penyimpanan alat bermain/sumber belajar diatur sedemikian rupa sesuai
dengan fungsinya, sehingga memudahkan anak untuk menggunakan dan mengembalikan
pada tempatnya setelah selesai digunakan.
c. Penataan
ruang kelas, penataan perabotan, asesoris di dinding dan berbagai bahan pajangan hendaknya diubah-ubah secara periodik agar selalu
tercipta suasana kelas yang baru dan tidak membosankan.
2.
Pengorganisasian Anak Didik
Kegiatan
pembelajaran yang direncanakan oleh guru sehari-hari dapat dilaksanakan dalam
bentuk:
a. Kegiatan Klasikal
Kegiatan
klasikal artinya kegiatan yang dilakukan oleh seluruh anak dalam satu kelas,
dalam satu satuan waktu dengan kegiatan yang sama. Pengorganisasian anak
pada saat kegiatan awal dan akhir pada umumnya dilaksanakan dengan kegiatan
klasikal.
Contoh: Dalam kegiatan klasikal, teknik/metode yang
dapat digunakan misalnya menyanyi, bercakap-cakap, berceritera, berdoa bersama
dan lain-lain.[9]
b. Kegiatan kelompok
Kegiatan
kelompok artinya dalam satu satuan waktu tertentu terdapat beberapa kelompok
anak melakukan kegiatan yang berbeda-beda. Hal yang perlu
diperhatikan pada kegiatan kelompok hendaknya dipilih kegiatan yang
diperkirakan anak dapat menyelesaikan kegiatan dalam waktu yang hampir
bersamaan. Pada umumnya kegiatan kelompok digunakan untuk pengorganisasian anak
pada saat kegiatan inti.
Contoh: Dalam kegiatan kelompok terdapat beberapa
kegiatan, di mana satu kelompok yang terdiri dari beberapa anak mengerjakan
kegiatan yang sama. Sebelum anak dibagi dalam kelompok, guru
hendaknya menjelaskan tentang hal-hal yang berkaitan dengan tugas masing-masing
kelompok yang telah direncanakan.
c. Kegiatan individual
Kegiatan
individual artinya setiap anak dimungkinkan memilih dan menyelesaikan kegiatan
sesuai dengan minat dan kemampuan masing-masing.
Contoh: Pada kegiatan pembelajaran berdasarkan minat,
anak melakukan kegiatan individual dengan memilih kegiatan yang sesuai dengan
minat dan keinginannya.
3.
Pengaturan Alat/Sumber Belajar
Alat/sumber belajar di TK dapat dibedakan menjadi 2 (dua)
kelompok, yakni: alat/sumber belajar di dalam ruangan/kelas dan
alat/sumber belajar di luar ruangan/kelas.
a. Alat/Sumber Belajar di Dalam Ruangan/Kelas
Alat/sumber belajar di
dalam ruangan/kelas diatur sedemikian rupa sesuai dengan situasi, kondisi dan
model pembelajaran yang diterapkan di TK.
1) Pembelajaran Kelompok dengan Kegiatan Pengaman
Kegiatan pengaman digunakan pada model pembelajaran kelompok dengan
kegiatan pengaman. Kegiatan pengaman adalah kegiatan yang dimaksudkan agar
anak-anak yang telah menyelesaikan tugas terlebih dahulu dalam kelompok dan
kegiatan pada kelompok lain tidak terdapat tempat duduk yang kosong sehingga
anak tersebut tidak mengganggu teman lain. Alat-alat bermain/sumber belajar
pada kegiatan pengaman antara lain misalnya balok-balok bangunan, mainan
konstruksi, macam-macam kendaraan, kotak menara, alat pertukangan, leg
puzzle, permainan pola dan alat bermain/sumber belajar lainnya.
2) Pembelajaran Kelompok dengan Sudut-sudut
Kegiatan
Sudut kegiatan
adalah sebuah latar untuk kegiatan pembelajaran pada bidang pengembangan
kemampuan dasar tertentu. Sudut kegiatan tersebut, disamping tempat meletakkan
alat dan sumber belajar juga berfungsi sebagai wahana untuk memotivasi dan
mengembangkan kreatifitas anak.
Alat/sumber
belajar yang diperlukan pada pembelajaran dengan sudut-sudut kegiatan
berdasarkan minat diatur sedemikian rupa di dalam ruangan/kelas disusun menurut
sifat dan tujuan kegiatan ini. Alat/sumber belajar yang disediakan dalam
sudut-sudut ini beraneka ragam alat/sumber belajar yang dapat merangsang anak
untuk melakukan kegiatan bermain dengan tangan. Sudut-sudut kegiatan dapat juga
difungsikan sebagai tempat pembelajaran sesuai minat anak untuk merangsang
kreativitas anak.
Sudut-sudut
kegiatan yang dimaksud adalah:
- Sudut
keluarga
Alat-alat yang
disediakan antara lain, seperti Meja-kursi tamu, meja-kursi makan,
peralatan makan, tempat tidur dan kelengkapannya, lemari pakaian, lemari dapur,
rak piring, peralatan masak (kompor, panci, dsb), setrika , cermin, bak
cucian/ember, papan cucian,serbet, celemek, boneka, dan sebagainya.
- Sudut
alam sekitar dan pengetahuan
Alat-alat yang
disediakan antara lain, aquarium beserta kelengkapannya, timbangan,
biji-bijian dengan tempatnya, batu-batuan, gambar proses
pertumbuhan binatang, gambar proses pertumbuhan tanaman, magnet,
kaca pembesar, benda-benda laut seperti kulit-kulit kerang, meja
untuk tempat benda-benda yang menjadi obyek pengetahuan, alat-alat untuk
menyelidiki alam sekitar dan sebagainya. Sudut alam sekitar dan pengetahuan ini
hendaknya disesuaikan dengan lingkungan sekitar di Taman Kanak-kanak masing-masing.
- Sudut
pembangunan
Alat-alat yang
disediakan antara lain, alat-alat untuk permainan konstruksi, seperti
balok-balok bangunan, alat pertukangan, rak-rak tempat balok, macam-macam,
kendaraan kecil, permainan lego, menara gelang, permainan pola, kotak menara dan
sebagainya.
-
Sudut kebudayaan
Alat-alat yang
disediakan antara lain, peralatan musik/perkusi, rak-rak buku/ perpustakaan,
buku-buku bergambar (seri binatang, seri buah-buahan, seri bunga-bungaan),
buku-buku pengetahuan, peralatan untuk kreativitas, alat-alat untuk pengenalan
bentuk, warna, konsep bilangan, simbol-simbol, dan sebagainya. Sudut kebudayaan
ini dapat dikembangkan berdasarkan budaya setempat dimana TK tersebut berada.
- Sudut
Ke-Tuhanan
Alat-alat yang
disediakan antara lain, seperti maket-maket rumah ibadah (masjid, gereja, pura,
vihara), peralatan ibadah, alat-alat lain yang sesuai untuk menjalankan ibadah agama,
gambar yang memupuk rasa ketuhanan dan sebagainya.
3) Pembelajaran
berdasarkan Minat
Pembelajaran
berdasarkan minat menggunakan 10 area, yaitu: area agama, balok, bahasa, drama,
matematika, IPA, musik, seni/motorik halus, pasir dan air, membaca dan
menulis. Alat/sumber belajar pada pembelajaran berdasarrkan minat antara
lain sebagai berikut:
-
Area Agama
Maket tempat
ibadah (masjid, gereja, pura, vihara), gambar tata cara shalat, gambar tata
cara berwudlu, sajadah, mukena, peci, kain sarung, kerudung, buku iqro’, kartu
huruh hijaiyah, tasbih, juz ‘ama, alqur’an, kitab injil, dan sebagainya.
-
Area Balok
Balok-balok
berbagai ukuran dan warna, loggo, lotto sejenis, lotto berpasangan, kepingan
geometri dari triplek berbagai ukuran dan warna, kotak geometri, kendaraan
tiruan (laut, udara dan darat), rambu-rambu lalu lintas, kubus berpola, tusuk
gigi, kubus berbagai ukuran dan warna, korek api, lidi, tusuk es krim, bola
berbagai ukuran dan warna, dus-dus bekas, dan sebagainya,
-
Area Berhitung/Matematika
Lambang
bilangan, kepingan geometri, kartu angka, kulit kerang, puzzel, konsep
bilangan, kubus permainan, pohon hitung, papan jamur, ukuran panjang pendek,
ukuran tebal tpis, tutup botol, pensil, manik-manik, gambar buah-buahan,
penggaris, meteran, buku tulis, puzzle busa (angka), kalender, gambar bilangan,
papan pasak, jam, kartu gambar, kartu berpasangan, lembar kerja, dan
sebagainya.
-
Area IPA
Macam-macam
tiruan binatang, gambar-gambar perkembangbiakan binatang, gambar-gambar proses
pertumbuhan tanaman, biji-bijian (jagung, kacang tanah, kacang hijau, beras),
kerang, batu/kerikil, pasir, bunga karang, magnet, mikroskop, kaca
pembesar, pipet, tabung ukur, timbangan kue, timbangan sebenarnya, gelas
ukuran, gelas pencampur warna, nuansa warna, meteran, penggaris, benda-benda
kasar-halus ( batu, batu bata, amplas, besi, kayu, kapas, dll.), benda-benda
pengenalan berbagai macam rasa (gula, kopi, asam, cuka, garam, sirup, cabe,
dll.), berbagai macam bumbu (bawang merah, bawang putih, lada, ketumbar,
kemiri, lengkuas, daun salam, jahe, kunyit, jinten, dll.).
-
Area Musik
Seruling,
kastanyet, marakas, organ kecil, tamburin, kerincingan, tri anggle, gitar
kecil, wood block, kulintang, angklung, biola, piano, harmonika, gendang,
rebana, dan sebagainya.
-
Area Bahasa
Buku-buku
cerita, gambar seri, kartu kategori kata, nama-nama hari, boneka tangan,
panggung boneka, papan planel, kartu nama-nama hari, kartu nama-nama bulan,
majalah anak, koran, macam-macam gambar sesuai tema, dan sebagainya.
-
Area Membaca dan Menulis
Buku tulis, pensil warna, pensil 2B, kartu
huruf, kartu kata, kartu gambar, dan sebagainya.
-
Area Drama
Tempat tidur
anak dan boneka, lemari kecil, meja-kursi kecil (meja tamu, boneka-boneka,
tempat jemuran, tempat gosokan + setrikaan, baju-baju besar, handuk, bekas
make-up + minyak wangi +sisir, kompor-komporan, penggorengan + dandang tiruan,
piring + sendok + garpu, gelas + cangkir + teko, keranjang belanja, pisau
mainan, ulekan (cobek), mangkok-mangkok, tas-tas, sepatu/sandal + rak sepatu,
bermin, mixer, blender, sikat gigi + odol, telepon-teleponan, baju tentara dan
polisi, baju dokter-dokteran, dan sebagainya.
-
Area Pasir/Air
Bak pasir/bak
air, aquarium kecil, ember kecil, gayung, garpu garuk, botol-botol plastik,
tabung air, cangkir plastik, literan air, corong, sekop kecil, saringan pasir,
serokan, cetakan-cetakan pasir/cetakan agar cerbagai bentuk, penyiram tanaman,
dan sebagainya.
-
Area Seni dan Motorik
Meja gambar,
meja-kursi anak, krayon, pensil berwarna, pensil 2B, kapur tulis, arang, buku
gambar, kertas lipat, kertas Koran, lem, gunting, kertas warna, kertas kado,
kotak bekas, bahan sisa, dan sebagainya.
b. Alat/Sumber Belajar di luar ruangan/kelas
Alat/sumber belajar di luar ruangan/kelas yang digunakan hendaknya memenuhi
kebutuhan anak untuk memupuk perkembangan motorik, intelektual, sosial dan
emosional. Guru hendaknya memberi kesempatan kepada anak untuk memperoleh
berbagai pengalaman bermain dengan menggunakan berbagai macam alat/sumber
belajar dan memberi bantuan serta bimbingan pada saat-saat diperlukan.
Penempatan alat/sumber belajar di luar kelas diatur sedemikian rupa dengan
mempertimbangkan segi keamanan anak sehingga memberi kebebasan gerak kepada
anak dalam bermain.
Jenis alat/sumber belajar
di luar, antara lain: jungkitan, ayunan, papan peluncur, papan titian, bak
pasir dengan perlengkapannya, bak air dengan periengkapannya, bola besar dan
bola kecil, kereta dorong, alat-alat pertukangan, kebun/tanam-tanaman,
kandang,dan binatang peliharaan, tangga majemuk, sepeda roda
tiga, ban bekas, taman lalu-lintas, jala panjatan, dan sebagainya.
G.
Pendekatan dalam Pengelolaan Kelas
Ada beberapa pendekatan yang dapat dipergunakan
dalam pengelolaan kelas, yaitu sebagai berikut :
a.
Pendekatan Berdasarkan Perubahan Tingkah Laku (Behavior
Modification Approach).
b.
Pendekatan Berdasarkan Suasana Emosi dan
Hubungan Sosial (Socio Emotional Climate Approach).
c.
Pendekatan Berdasarkan Proses Kelompok (Group
Process Approach).
d.
Pendekatan Electis (Alectic Approach).[10]
H. Kompetensi Guru
Taman Kanak-kanak
Secara umum, ada tiga point penting kompetensi
yang harus dimiliki guru dalam mengelola kelas, yang disingkat menjadi 3A,
yaitu : Asuh, Asih dan Asah.
- Pola asuh, di kelas siswa benar-benar diasuh.
- Pola asih, berarti siswa perlu dikasihi karena posisinya belum memiliki ilmu untuk kehidupannya.
- Polas asah, berarti siswa sebagai orang yang perlu diberikan berbagai ilmu untuk menjadi bekalnya di masa yang akan datang.[11]
Adapun secara lebih lengkap, dijelaskan lebih lanjut dalam Peraturan Pemerintah
(PP) No. 19 Tahun 2005 yang mengatur Standar Nasional
Pendidikan Bab VI mengenai Standar Pendidik dan Tenaga
kependidikan, Bagian Kesatu tentang Pendidik, Pasal 28 Ayat 3,
menyebutkan bahwa kompetensi yang harus dimiliki guru sebagai agen pembelajaran
pada jenjang pendidikan dasar dan menengah, serta pendidikan anak
usia dini, termasuk di dalamnya guru TK meliputi :
1. Kompetensi Pedagogik
“Kemampuan mengelola
pembelajaran peserta didik yang meliputi pemahaman terhadap peserta didik,
perancangan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan
pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang
dimilikinya.”
2. Kompetensi Kepribadian
“Kepribadian
pendidik yang mantap, stabil, dewasa, arif, dan berwibawa, menjadi teladan bagi
peserta didik, dan berakhlak mulia.”
3. Kompetensi Profesional
“Kemampuan
pendidik dalam penguasaan materi pembelajaran secara luas dan mendalam yang memungkinkannya
membimbing peserta didik memperoleh kompetensi yang ditetapkan.”
4. Kompetensi Sosial
“Kemampuan
pendidik berkomunikasi dan berinteraksi secara efektif dengan peserta didik,
sesama pendidik, tenaga kependidikan, orangtua/wali peserta didik, dan
masyarakat.”[12]
DAFTAR PUSTAKA
Djamarah, Syaiful
Bahri, Guru dan Anak Didik dalam dalam Interaksi Edukatif Suatu Pendidikan
Teoritis Psikologis, Jakarta : PT Rineka Cipta, 2005.
Fathoni, Toto, Keterampilan
Pengelolaan Kelas, Bandung : UPI, tth.
Kantor UPTD TK,
SD, SMP, Pengelolaan Kelas, Jawa Timur : ttp, 2013.
Mariyana, Rita, Kompetensi Profesional Guru TK, tt
: ttp, tth.
Moeslichatoen
R, Metode Pengajaran di Taman Kanak-kanak, Jakarta : PT Rineka Cipta,
1999.
Nawawi, Hadari,
Organisasi Sekolah dan Pengelolaan Kelas, Jakarta : CV Haji Masagung,
1989.
Permana, Johar,
Pengelolaan Kelas dalam Rangka Proses Belajar Mengajar, Bandung : Iris,
2001.
Rofiq, Ainur, Pengelolaan
Kelas, Malang : Departemen Pendidikan Nasional, 2009.
Sa'diyah, Cholis
dan Sukayati, Pengelolaan Kelas dan Penerapannya, Yogyakarta :
PPPPTK, 2011.
Santoso, Soegeng,
Dasar-dasar Pendidikan di TK, Jakarta : Universitas Terbuka, hlm 2008.
Sujati, Manajemen
Kelas yang Efektif dalam Pembelajaran, Yogyakarta : Majalah Dinamika
Pendidikan, 2006.
Uno, Hamzah B.
dan Masri Kuadrat, Mengelola Kecerdasan dalam Pembelajaran, Jakarta :
Bumi Aksara, 2010.
Young,
Caroline, Menghibur dan Mendidik Anak, diter oleh Nadia L. Hasan tt,
Erlangga, 2008.
[1] Ainur Rofiq, Pengelolaan
Kelas, (Malang : Departemen Pendidikan Nasional, 2009), hlm 4. Lihat juga
Syaiful Bahri Djamarah, Guru dan Anak Didik dalam dalam Interaksi Edukatif
Suatu Pendidikan Teoritis Psikologis, (Jakarta : PT Rineka Cipta, 2005),
hlm 145.
[2] Johar Permana,
Pengelolaan Kelas dalam Rangka Proses Belajar Mengajar, (Bandung : Iris,
2001), hlm 4-5. Lihat juga Sujati, Manajemen Kelas yang Efektif dalam
Pembelajaran, (Yogyakarta : Majalah Dinamika Pendidikan, 2006), hlm
113-114.
[3] Kantor UPTD
TK, SD, SMP, Pengelolaan Kelas, (Jawa Timur : ttp, 2013), hlm 4.
[4] Toto Fathoni, Keterampilan
Pengelolaan Kelas, (Bandung : UPI, tth), hlm 4.
[5] Soegeng
Santoso, Dasar-dasar Pendidikan di TK, (Jakarta : Universitas Terbuka,
hlm 2008), hlm 12.
[6] Kantor UPTD
TK, SD, SMP, Pengelolaan Kelas, 5-6.
[7] Kantor UPTD
TK, SD, SMP, Pengelolaan Kelas, 8.
[8] Penjelasan
lebih lengkap di Hadari Nawawi, Organisasi Sekolah dan Pengelolaan Kelas, (Jakarta
: CV Haji Masagung, 1989), cet ke-3, hlm 55-56.
[9] Moeslichatoen
R, Metode Pengajaran di Taman Kanak-kanak, (Jakarta : PT Rineka Cipta,
1999). Lihat juga Caroline Young, Menghibur dan Mendidik Anak, diter
oleh Nadia L. Hasan (tt, Erlangga, 2008), hlm muqaddimah.
[10] Hadari Nawawi, Organisasi Sekolah dan
Pengelolaan Kelas, hlm 140-142.
[11] Hamzah B. Uno
dan Masri Kuadrat, Mengelola Kecerdasan dalam Pembelajaran, (Jakarta :
Bumi Aksara, 2010), hlm 122.
No comments:
Post a Comment