OUTLINE SEMENTARA
BAB I : PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah ………………………………….
B.
Rumusan Masalah ………………………………………..
C.
Tujuan dan Signifikansi Penelitian ……………………...
D.
Penegasan Judul ……………………………………........
E.
Tinjauan Pustaka …………………………………………
F.
Metodologi Penelitian ……………………………………
G.
Sistematika Penulisan ……………………………………
BAB II :
LANDASAN TEORI
A.
Pengertian Ayat-ayat Jabariah ………………………….
B.
Macam-macam Ayat-ayat Jabariah ……………………
C.
Sebab timbulnya Ayat-ayat Jabariah …………………..
D.
Jumlah Ayat-ayat Jabariah …………………………….
BAB III : PENYAJIAN
DAN ANALISIS DATA
A.
Gambaran Umum Lokasi Penelitian …………………..
a.
Sejarah berdirinya Majlis, Pondok dan Sekolah …..
b.
Pelaksanaan Pengajian dan Pembelajaran ………...
c.
Metode Pengajaran ………………………………..
B.
Riwayat Hidup Ulama …………………………………
C.
Apresiasi Ulama ………………………………………..
D.
Pengaruh Terhadap Masyarakat ……………………….
BAB IV : PENUTUP
A.
Kesimpulan ……………………………………………
B.
Saran-saran ……………………………………………
A.
Latar Belakang Masalah
Al-Qur'an
diturunkan sebagai petunjuk bagi seluruh umat manusia. Bukan hanya sampai
disitu, penjelasan mengenai petunjuk al-Qur'an itu pun terdapat pula di
dalamnya. Bahkan al-Qur'an berfungsi sebagai pemisah antara yang hak dan batil.[1]
Urgensi al-Qur'an tidak henti-hentinya menjadi inspirator, pemandu dan pemadu
bagi gerakan umat Islam sepanjang empat belas abad sejarah peradaban umat ini.
Sebagai
petunjuk al-Qur'an harus dipahami, dihayati, dan dipraktekkan dalam kehidupan.
Akan tetapi dalam kenyataannya, tidak semua orang dapat dengan mudah memahami
al-Qur'an itu sendiri, sahabat nabi saw sekalipun, yang secara umum menyaksikan
turunnya wahyu, mengetahui konteksnya, serta memahami secara alamiah makna
kosakata bahasa Arâb dan strukturnya, tidaklah mudah memahami al-Qur'an. Tidak
jarang mereka berbeda pendapat atau bahkan keliru dalam memahami firman Allah
tersebut.[2]
Di dalamnya
terkandung berbagai aspek yang sangat berguna (bermanfaat) bagi kehidupan
manusia, seperti aspek hukum, wa'ad-wa'id, kisah-kisah, sejarah,
amtsal, tasawwuf, serta akidah dan sebagainya.
Akidah
merupakan salah satu isi dari kandungannya yang menarik dan penting untuk
dibahas, karena akidah adalah denyut nadi keberagamaan dan kehidupan seorang
muslim. Akidah Islam secara literal diartikan sebagai ikatan, merupakan ajaran
dasar Islam yang membicarakan keyakinan-keyakinan dasar yang harus dianut oleh
setiap muslim. Disebut ikatan karena ia akan mengikat keyakinan setiap orang
yang beriman, sehingga hatinya tetap meyakini dasar-dasar ajaran Islam.
Sesuai dengan
fungsinya yaitu sebagai dasar agama, maka keberadaan akidah Islam ini sangat
menentukan bagi seorang muslim, sebab dalam akidah agama ini, diyakini bahwa
sikap, perbuatan dan perubahan yang terjadi dalam prilaku dan aktivitas
seseorang sangat dipengaruhi oleh sistem akidah yang dianutnya.
Begitu
pentingnya kajian mengenai akidah Islam sehingga telah menjadi perbincangan yang
serius dikalangan para ahli sejak zaman awal Islam sampai sekarang, termasuk di
Indonesia.
Di dalam
apresiasinya, kajian mengenai bidang ini melahirkan beberapa aliran, seperti
Mu'tazilah, Asy'ariyah, Murjiah, Khawârij, Syi'ah, Qadariah, Jabariah, dll.
Dengan
munculnya beragam aliran-aliran dalam akidah ini, sehingga menimbulkan banyak
sekali permasalahan-permasalahan yang berujung pada perselisihan, bahkan sampai
ada yang mengafirkan satu sama lain.
Diantara
aliran-aliran yang telah disebutkan
diatas, Jabariah merupakan salah satu pemahaman yang sangat berkembang di
masyarakat. Jabariah merupakan sebuah pemahaman yang menyebutkan bahwa
perbuatan manusia telah ditentukan dari semula dari qadha dan qadhar
Tuhan.[3]
Sehingga tak
jarang ditemukan ada orang yang mengatakan perbuatan positifnya berasal dari
Allah, contoh Aku kaya karena Allah, bukan atas usahaku sendiri, atau
sebaliknya perbuatan negatifnya disandarkan kepada Allah, contoh, Aku mencuri
bukan atas kemauanku sendiri melainkan Allahlah yang menggerakkan tanganku.
Dalam hal ini,
ulama sangat berperan penting dalam menjelaskan apa maksud dari ayat-ayat
Jabariyah tersebut, mengingat tugasnya sebagai pewaris ilmu para nabi.[4] Baik
melalui pengajiannya di majlis ta'lim, pengajarannya di pondok-pondok
pesantren, maupun di sekolah-sekolah yang berbasis Islam. Sehingga tidak
terjadi kesimpangsiuran di masyarakat yang berimplikasi pada kehidupan
sehari-hari.
Fenomena inilah yang menginspirasikan penulis untuk
mengkaji dan merefleksikannya dalam bentuk penelitian dengan judul
"Apresiasi Ulama Kota madya Banjarmasin Mengenai Ayat-ayat Jabariah".
B.
Rumusan
Masalah
Adapun yang
menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1.
Bagaimana apresiasi ulama kotamadya Banjarmasin mengenai ayat-ayat
Jabariah ?
2.
Bagaimana pengaruh apresiasi ulama kotamadya Banjarmasin mengenai
ayat-ayat Jabariah dalam kehidupan masyarakat ?
C.
Tujuan dan Signifikansi Penelitian
Tujuan
penelitian ini adalah :
1.
Untuk mengetahui bagaimana apresiasi ulama kotamadya Banjarmasin mengenai
ayat-ayat Jabariah.
2.
Untuk mengetahui pengaruh apresiasi ulama kotamadya Banjarmasin
mengenai ayat-ayat Jabariah dalam kehidupan masyarakat.
Adapun
signifikansi dari penelitian ini adalah :
1.
Sebagai bahan informasi bagi masyarakat mengenai apresiasi ulama
kotamadya Banjarmasin terhadap ayat-ayat Jabariah.
2.
Sebagai bahan informasi dan perbandingan bagi para ulama dalam
melaksanakan dakwah dan syiarnya.
D.
Penegasan Judul
Untuk
menghindari kesalahpahaman terhadap penelitian ini, khususnya mengenai judul,
maka penulis perlu menjelaskan tentang maksud dari penelitian ini, yaitu :
1.
Apresiasi
Apresiasi
merupakan penilaian (penghargaan) terhadap sesuatu.[5]
2.
Ulama
Secara
bahasa ulama berarti orang yang berpengetahuan, berilmu, atau lawan dari kata
jâhil yaitu orang yang bodoh (tidak berpengetahuan).[6]
3.
Kotamadya Banjarmasin
Yang
dimaksud kotamadya Banjarmasin adalah kota yang merupakan ibukota daerah
tingkat II (setingkat dengan kabupaten), atau wilayah yang dikepalai oleh
walikota.[7]
4.
Ayat-ayat Jabariah
Ayat-ayat
Jabariah merupakan kumpulan ayat-ayat al-Qur'an yang berkaitan dengan aliran
Jabariah dalam ilmu kalam.
Dari penjelasan
mengenai definisi operational diatas dapat dipahami bahwa penelitian ini adalah
penelitian mengenai apresiasi ulama kota madya Banjarmasin mengenai ayat-ayat
Jabariah.
E.
Tinjauan Pustaka
Setelah melakukan pencarian, ternyata peneliti menemukan adanya sebuah
kajian atau penelitian yang berkaitan dengan akidah yang berjudul "Penafsiran
Guru H. Bahâuddin terhadap Materi Ayat-ayat Akidah Pada Pengajian di Sungai
Lulut Banjarmasin oleh Lia Lisa, namun penelitian tersebut masih bersifat umum,
berbeda dengan yang akan ditulis yaitu dispesifikkan (terfokus) pada ayat-ayat Jabariah saja, selain itu,
tokoh dan lokasi penelitiannya pun berbeda, tidak terfokus pada satu tempat
saja.
F.
Metode Penelitian
Metode
memang memiliki peranan penting dalam mencapai suatu tujuan, termasuk juga
suatu penelitian. Metode penelitian adalah suatu cara yang digunakan peneliti
dalam mengumpulkan data penelitiannya dan dibandingkan dengan standart ukuran
yang telah ditentukan[8]. Metode
penelitian yang dimaksud adalah cara-cara sistematis dan logis
tentang pencarian data yang berkenaan dengan masalah tertentu untuk diolah, dianalisis, diambil kesimpulan dan
selanjutnya dicarikan cara pemecahan masalahnya[9]. Dalam
penelitian ini, penulis menggunakan metode penelitian sebagai berikut :
1. Jenis Penelitian
Penelitian
ini adalah penelitian lapangan (field research) dimana peneliti langsung
terjun ke lapangan untuk mencari data yang diperlukan sesuai dengan
permasalahan yang diteliti dan tidak lepas kepada sistem metodologi penelitian.
a.
Lokasi
Penelitian
Lokasi penelitian ini adalah kotamadya Banjarmasin.
b. Subjek Penelitian
Subjek
penelitian ini adalah ulama kotamadya Banjarmasin.
c. Objek Penelitian
Yang
menjadi objek penelitian ini adalah apresiasi para ulama kotamadya Banjarmasin
serta pengaruh masyarakat di kotamadya Banjarmasin.
2. Data dan Sumber Data
a.
Data
Primer
Adapun data primer dari
penelitian ini adalah apresiasi ulama kotamadya Banjarmasin mengenai ayat-ayat
Jabariah.
b.
Data
Sekunder
Adapun data sekunder dari
penelitian ini adalah pengajian atau pengajaran yang dilakukan oleh ulama yang
bersangkutan, baik di majlis ta'lim, pondok-pondok pesantren, maupun sekolah
yang berbasis Islam (keagamaan).
Sebagian data pelengkapnya adalah
berupa apa saja yang menjadi penunjang dalam penelitian ini yang meliputi
gambaran umum lokasi penelitian.
c.
Sumber
Data
Yang menjadi sumber data pada
penelitian ini adalah :
1.
Responden
ialah orang-orang yang memberikan informasi tentang data pokok. Mereka ini
adalah ulama yang bersangkutan yang mengadakan pengajian atau pengajaran di
majlis ta'lim, pondok-pondok pesantren maupun sekolah yang berbasis Islam
(keagamaan) di kotamadya Banjarmasin.
2.
Informan,
yaitu mereka yang memberikan informasi untuk melengkapi data-data primer,
seperti peserta (masyarakat) majlis ta'lim, santri-santri di pondok pesantren,
maupun murid-murid yang sekolah berbasis Islam (keagamaan).
3. Populasi dan Sampel
a. Populasi penelitian adalah seluruh peserta
pengajian, santri-santri, serta murid-murid yang belajar di majlis ta'lim,
pondok pesantren, maupun sekolah yang berbasis Islam (keagamaan).
b. Sampel penelitian ini adalah beberapa sampel
(orang) dari peserta pengajian, santri-santri, serta murid-murid yang belajar
di majlis ta'lim, pondok pesantren, maupun sekolah yang berbasis Islam
(keagamaan).
4.
Variabel
Penelitian
Agar ditemukan
indikator dan variabel penelitian ini, maka dapat dirinci:
Variable Independen,
merupakan variabel inti atau variabel bebas yang berbunyi “Apresiasi ulama kotamadya Banjarmasin mengenai ayat-ayat Jabariah” (sebagai
variabel X) dengan indikator :
1. Latarbelakang keilmuan ulama kotamadya Banjarmasin
2. Kitab pegangan ulama kotamadya Banjarmasin
3. Metode yang digunakan
4. Mazhab atau politik yang dianut kotamadya
Banjarmasin
5. Lingkungan
5. Teknik Pengumpulan Data
a.
Observasi
Yaitu penulis akan mengadakan
pengamatan secara langsung dilokasi penelitian dengan cara mengikuti pengajian
di majlis ta'lim atau ikut belajar di pondok-pondok pesantren maupun di sekolah
berbasis Islam (keagamaan).
b.
Interview/
Wawancara
Yaitu dengan mengadakan tanya
jawab langsung dengan ulama yang bersangkutan yang mengajar di majlis ta'lim, pondok
pesantren dan sekolah yang berbasis Islam (keagamaan).
c.
Dokumenter
Yaitu penulis mencari data-data
tentang hal-hal yang berkaitan dengan permasalahan yang diteliti dalam lokasi
penelitian.
6. Pengolahan dan Analisis Data
a.
Pengolahan
Data
Setelah data terkumpul, maka
sebelum disajikan dalam laporan hasil penelitian, terlebih dahulu penulis
melakukan pengolahan data, dengan cara sebagai berikut :
1. Koleksi data, yakni penulis mengumpulkan data
sebanyak-banyaknya, baik data pokok maupun pelengkap.
2. Klasifikasi data, yakni penulis melakukan
pengelompokan data yang sudah terkumpul sesuai dengan jenis dan keperluannya
masing-masing.
3. Interpretasi data, yakni penulis memberikan
pemahaman sendiri terhadap data-data sehingga menjadi jelas dan mudah dipahami.
b.
Analisis
Data
Dilakukan
dalam bentuk analisis kualitatif, yaitu berupa uraian-uraian terhadap masalah
yang ada dimana data-data tersebut ditinjau dari segi sifat dan kuantitas yang
selanjutnya dianalisis dengan menggunakan analisis deskriptif kualitatif untuk
mendapatkan kesimpulan.
G.
Sistematika Penulisan
Dalam rangka memudahkan penyusunan penelitian ini,
penulis membuat sistematika penulisan yang tergambar melalui :
BAB I Pendahuluan, yang terdiri dari :
Pertama,
latar belakang masalah yang memuat argumentasi atau alasan yang mendorong
peneliti untuk meneliti suatu masalah.
Kedua, rumusan masalah
yang berguna sebagai pemberi informasi tentang masalah mendasar yang akan
dibahas.
Ketiga,
Penegasan Judul yang berguna untuk memberikan penjelasan mengenai pengertian
yang terkandung dalam judul agar orang-orang yang berkepentingan dengan
penelitian ini memiliki persepsi yang sama dengan peneliti.
Keempat,
tujuan dan signifikansi
penelitian untuk menemukan jawaban dari masalah penelitian yang telah
dirumuskan pada rumusan masalah serta menjelaskan kegunaan dari kajian yang
diteliti.
Kelima kajian terdahulu, yaitu menguraikan
tentang penelitian sebelumnya yang memiliki kesamaan kajian tapi berbeda pada
subtansi, waktu dan tempat dengan penelitian yang sedang penulis lakukan.
Keenam
metode penelitian berperan penting dalam pengumpulan data, adapun metode yang
digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1.
Jenis yang menyangkut lokasi, subjek dan objek penelitian.
2.
Data dan Sumber Data, yakni yang menyangkut data primer dan
sekunder, serta sumber dari responden dan informan.
3.
Populasi dan sampel
4.
Variabel yang disertai dengan indikatornya.
5.
Teknik pengumpulan data yang terdiri dari obserrvasi, interview
(wawancara) dan dokumenter.
6.
Pengolahan dan analisis data yang terdiri dari koleksi, klasifikasi
dan interpretasi data serta bentuk analisisnya.
Ketujuh sistematika
penulisan, berguna sebagai tolak ukur agar penelitian ini menjadi sistematis.
BAB
II Landasan Teori yang terdiri dari :
1.
Pengertian Ayat-ayat Jabariah
2.
Macam-macam Ayat-ayat Jabariah
3.
Sebab timbulnya Ayat-ayat Jabariah
4.
Jumlah Ayat-ayat Jabariah
BAB III Penyajian dan Analisis Data yang terdiri dari :
1.
Gambaran Umum Lokasi
2.
Sejarah berdirinya Majlis, Pondok dan Sekolah
3.
Metode Pengajaran
4.
Riwayat Hidup
5.
Apresiasi Ulama
6.
Pengaruh Terhadap Masyarakat
BAB IV Penutup yang
terdiri dari
1.
Kesimpulan
2.
Saran-saran
DAFTAR PUSTAKA SEMENTARA
adz-Dzâhabiy,
Muhammad Husayn, at-Tafsîr wa al-Mufasirûn Jilid I, Mesir: Dâr al-Hadîts,
1976.
al-Qur'an al-Karîm
al-Sijistâniy, Abû Dâwûd, Sunân Abî Dâwûd, Lebanon: Dar al-Kutub
al-Ilmiyah, 2011.
Arikunto,
Suharsimi, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta: Rineka Cipta, 2002.
Munawir,
A.W., al-Munawwir : Kamus Arab-Indonesia, Surabaya: Pustaka Progresif,
1997.
Rahmadi, Pengantar Metodologi Penelitian, Banjarmasin: Antasari
Press, 2011. Azwar, Saifuddin, Metodologi Penelitian, Yogyakarta:
Pustaka Pelajar, 2012.
Rajasa,
Sultan, Kamus Ilmiah Populer, Surabaya: Karya Utama, tth.
Rozâk, Abdul
dan Rosihon Anwar, Ilmu Kalam Untuk UIN, STAIN, dan PTAIS, Bandung :
Pustaka Setia, 2001.
Tim
Redaksi Kamus Besar Bahasa Indonesia, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta:
Balai Pustaka, 2005.
[1]
Lihat Qs. al-Baqârah : 185.
[2] Muhammad
Husayn adz-Dzahâbiy, at-Tafsîr wa al-Mufasirûn Jilid I, (Mesir: Dâr al-Hadîts,
1976), hlm 59.
[3]
Abdul Rozâk dan Rosihon Anwâr, Ilmu Kalam Untuk UIN, STAIN,
dan PTAIS, (Bandung : Pustaka Setia, 2001), cet ke-1, hlm 63.
[4] Abû Dâwûd al-Sijistâniy, Sunân Abî Dâwûd, ( Lebanon: Dâr al-Kutub
al-Ilmiyah, 2011), cet ke-3, hlm 523.
[5] Tim
Redaksi Kamus Besar Bahasa Indonesia, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta:
Balai Pustaka, 2005), cet ke-3, hlm 62. Lihat juga Sultan Rajasa, Kamus
Ilmiah Populer, (Surabaya: Karya Utama, tth), hlm 42.
[6]
A.W. Munawwir, al-Munawwir : Kamus Arab-Indonesia, (Surabaya: Pustaka
Progresif, 1997), cet ke- 14, hlm 966.
[7] Tim
Redaksi Kamus Besar Bahasa Indonesia, Kamus Besar Bahasa Indonesia, hlm
598.
[8] Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: Rineka Cipta, 2002), hlm 126-127.
[9] Rahmadi, Pengantar Metodologi Penelitian, (Banjarmasin: Antasari
Press, 2011), lihat juga Saifuddin Azwar, Metodologi Penelitian, (Yogyakarta:
Pustaka Pelajar, 2012), cet ke-13, hlm 1.
No comments:
Post a Comment